Dukungan READSI Terhadap Kostratani Dalam Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Pertanian

By Admin


nusakini.com - Kostratani berperan penuh dalam peningkatan kapasitas sdm pertanian khususnya dengan cara optimalisasi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), peningkatan kapasitas penyuluh pertanian dan menciptakan petani milenial. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr pada acara pembukaan Pertemuan Koordinasi Penyelenggaraan Pelatihan, Kerjasama Pelatihan, dan Program READSI Tahun 2020, 13 Februari 2020 di Indoluxe Hotel, Yogjakarta. Dedi juga menekankan bahwa SDM pertanian memberikan kontribusi paling besar, yaitu sebanyak lima puluh persen dalam meningkatkan produktivitas pertanian.

Bentuk nyata dukungan READSI terhadap Kostratani kegiatan diantaranya adalah pelatihan kepada penyuluh pertanian di provinsi lokasi READSI dan rehabilitasi BPP. Selain itu, Dedi juga mengungkapkan bahwa 90% dari 33 juta petani di Indonesia adalah petani yang sudah memasuki periode tidak produktif. Jadi, bagaimana mungkin tujuan pembangunan pertanian yang menyediakan pangan untuk 267 jt penduduk Indonesia dibebankan kepada petani dengan usia tidak produktif? ujar Dedi. Maka solusi yang di upayakan saat ini adalah dengan Kostratani, dimana pembangunan petani milenial merupakan salah satu program aksi BPPSDMP dengan harapan 10-15 tahun yang akan datang pembangunan pertanian akan bertumpu pada petani milenial.

Pertemuan tersebut diikuti oleh 120 orang peserta yang terdiri Kepala UPT pelatihan lingkup Pusat Pelatihan Pertanian, perwakilan Dinas yang melaksanakan fungsi penyuluhan pertanian Provinsi dan Kabupaten Lokasi READSI serta Ikatan Keluarga Alumni Magang Jepang (IKAMAJA).

Diakhir sambutannya Dedi juga berpesan bahwa petani Indonesia harus untung. Setiap usaha tani memang memerlukan modal dan Kementerian Pertanian menawarkan kepada para eksekutor pertanian agar memanfaatkan KUR, karena KUR memiliki bunga rendah sebesar 6%. Untuk mendukung petani dalam mengakses KUR, maka proses produksi harus efisien, biaya produksi harus murah, selain itu olah tanah harus kuat dengan cara menggunakan traktor roda 2 dan roda 4 dan petani dapat menggunakan kompos agar lebih murah. (Nur Fajar)